Terapi Wicara</li> Ilmu Kesehatan Ilmu Keperawatan dan Kebidanan
Terapi Wicara
No. Prodi A0397
Tingkat Prodi Terapi Wicara (D-IV)
Strata D-IV
Gelar Sarjana terapan terapi wicara
Singkatan Gelar S.Tr.T.W
Rumpun Ilmu Kesehatan
Sub rumpun Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Program Studi Terapi Wicara (D-IV) adalah program pendidikan tingkat diploma empat yang fokus pada pelatihan individu untuk menjadi seorang terapis wicara yang kompeten. Terapi wicara, juga dikenal sebagai terapi bicara atau logopedi, bertujuan untuk membantu individu dengan gangguan bicara, bahasa, komunikasi, dan masalah terkait lainnya. Di bawah ini adalah gambaran umum materi yang dipelajari dalam Program Studi Terapi Wicara (D-IV):

  1. Dasar Ilmu Kesehatan: Pemahaman dasar tentang ilmu kesehatan, anatomi dan fisiologi sistem pernapasan, sistem pencernaan, dan sistem pembentukan suara.
  2. Bicara dan Bahasa Manusia: Studi tentang perkembangan bicara dan bahasa manusia, termasuk pemahaman tentang proses komunikasi, fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik.
  3. Evaluasi Terapi Wicara: Keterampilan dalam melakukan evaluasi terapi wicara pada individu yang mengalami gangguan komunikasi. Ini mencakup tes standar untuk menilai gangguan bicara dan bahasa.
  4. Intervensi Terapi Wicara: Pengembangan dan implementasi rencana intervensi terapi wicara yang disesuaikan dengan kebutuhan individu. Ini dapat melibatkan berbagai metode terapi, seperti latihan fonologi, latihan bicara, dan terapi bahasa.
  5. Gangguan Bicara: Studi tentang berbagai gangguan bicara, termasuk disleksia, gangguan bicara fonologis, gangguan fluensi bicara (seperti tartamella), dan lainnya.
  6. Gangguan Bahasa: Studi tentang gangguan bahasa seperti gangguan bahasa ekspresif dan gangguan bahasa reseptif.
  7. Terapi Anak dan Dewasa: Keterampilan dalam merawat anak-anak dan orang dewasa dengan gangguan bicara dan bahasa. Ini mencakup pengembangan program terapi yang sesuai dengan usia dan kondisi klien.
  8. Terapi Bicara untuk Penyandang Disabilitas: Bagaimana memberikan terapi bicara kepada individu dengan disabilitas perkembangan, seperti autisme atau cerebral palsy.
  9. Terapi Bicara untuk Cedera Kepala: Perawatan individu yang mengalami cedera kepala atau stroke yang mengakibatkan gangguan bicara dan bahasa.
  10. Keterampilan Klinis: Pelatihan praktis dalam memberikan terapi wicara melalui praktik klinis di bawah pengawasan pengajar.
  11. Etika dan Kode Etik Terapi Wicara: Memahami etika praktik terapi wicara, termasuk hak pasien dan privasi.
  12. Manajemen Kasus: Mengelola perawatan terapi wicara dari evaluasi awal hingga pemantauan kemajuan pasien.
  13. Pendidikan Pasien dan Keluarga: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mereka tentang kondisi dan perawatan mereka.
  14. Penggunaan Teknologi: Penerapan teknologi dalam terapi wicara, termasuk penggunaan perangkat lunak dan peralatan terapi komunikasi.

Program Studi Terapi Wicara (D-IV) bertujuan untuk melatih lulusan yang siap berpraktik sebagai terapis wicara profesional. Mereka dapat bekerja di berbagai lingkungan, termasuk rumah sakit, klinik kesehatan, sekolah, fasilitas perawatan jangka panjang, dan praktek swasta. Keseluruhan, program ini bertujuan untuk membantu individu dengan gangguan komunikasi untuk mencapai potensi komunikasi mereka dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Lulusan Program Studi Terapi Wicara (D-IV) memiliki banyak peluang karir dalam berbagai lingkungan perawatan kesehatan, pendidikan, dan rehabilitasi. Terapi wicara berperan penting dalam membantu individu dengan gangguan komunikasi dan masalah terkait untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Berikut adalah proyeksi karir yang dapat diikuti oleh lulusan Program Studi Terapi Wicara (D-IV):

  1. Terapis Wicara Klinis: Bekerja di rumah sakit, klinik terapi wicara, atau fasilitas perawatan kesehatan lainnya. Merawat individu dengan berbagai gangguan bicara, bahasa, dan komunikasi.
  2. Terapis Wicara Pediatrik: Spesialisasi dalam merawat anak-anak dengan gangguan bicara dan bahasa. Ini dapat melibatkan kerja di sekolah, pusat terapi anak-anak, atau rumah sakit anak.
  3. Terapis Wicara Geriatrik: Merawat orang lanjut usia untuk membantu mereka mengatasi masalah komunikasi yang terkait dengan proses penuaan.
  4. Terapis Wicara Ortopedik: Bekerja dengan individu yang mengalami gangguan bicara dan bahasa sebagai akibat dari cedera atau kondisi muskuloskeletal.
  5. Terapis Wicara Neurologis: Merawat pasien dengan gangguan bicara dan bahasa yang disebabkan oleh cedera otak, stroke, atau penyakit neurologis lainnya.
  6. Terapis Wicara Kardiorespiratori: Bekerja dengan individu yang mengalami gangguan bicara atau komunikasi akibat masalah kardiovaskular atau pernapasan.
  7. Terapis Wicara untuk Disabilitas Perkembangan: Merawat individu dengan disabilitas perkembangan seperti autisme, cerebral palsy, atau sindrom Down.
  8. Terapis Wicara untuk Cedera Kepala: Memberikan terapi wicara kepada pasien yang mengalami cedera kepala traumatis dan mengalami gangguan bicara.
  9. Manajer Praktik Terapi Wicara: Mengelola praktik terapi wicara Anda sendiri atau bekerja dalam manajemen klinik terapi wicara.
  10. Pendidik: Mengajar dalam program terapi wicara atau pendidikan kesehatan di universitas atau perguruan tinggi.
  11. Peneliti Terapi Wicara: Terlibat dalam penelitian ilmiah dalam bidang terapi wicara untuk mengembangkan praktik dan metode terbaru.
  12. Pengembangan Perangkat Lunak Terapi Komunikasi: Terlibat dalam pengembangan dan evaluasi perangkat lunak atau aplikasi terapi komunikasi.
  13. Pendukung Pendidikan Inklusif: Bekerja dalam lingkungan pendidikan inklusif untuk mendukung anak-anak dengan gangguan komunikasi.
  14. Kepala Kebijakan Kesehatan: Terlibat dalam pengembangan dan pelaksanaan kebijakan kesehatan yang berkaitan dengan terapi wicara.

 

Kampus Tempat Akreditasi Selengkapnya
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta Jawa Tengah (Surakarta) B Detail

Dapatkan layanan psikologi terpercaya

IDENTIFIKASI MINAT BAKAT

UNTUK KUALITAS HIDUP LEBIH BAIK

Pastikan memilih karir yang tepat lebih dini, untuk kehidupan anda selanjutnya

Hasil survey membuktikan, 65% mahasiswa mengaku kurang cocok dengan jurusan perkuliahan yang sedang mereka jalani saat ini (kesalahan memilih jurusan).

  • Program Studi di Perguruan Tinggi
  • Perencanaan Karir
  • Pemilihan Jurusan di SMA/SMK
Selengkapnya