PENGERTIAN COPING STRESS
14 May 2022
Stres bersumber dari frustasi dan konflik yang dialami individu dapat berasal dari berbagai bidang kehidupan manusia. Dikarenakan manusia adalah makhluk sosial, sehingga tekanan terhadap tuntutan lebih banyak dari tekanan sosial, walaupun tekanan dari tuntutan pribadi juga tidak bisa dikesampingkan. Dilihat dari sumbernya stres dapat berasal dari dalam diri sendiri maupun dari luar diri.
Banyak faktor, baik besar maupun kecil, yang dapat menghasilkan stres dalam kehidupan individu. Pada beberapa kasus, kejadian-kejadian yang ekstrim, seperti perang, kecelakaan, dan lain sebagainya, dapat menyebabkan stres.
Stres muncul disebabkan adanya hambatan terhadap pencaian hasil. Dalam hal hambatan, ada beberapa macam hambatan yang biasanya dihadapi oleh individu seperti:
Konflik antara dua atau lebih kebutuhan atau keinginan yang ingin dicapai, yang ingin dicapai, yang terjadi secara berbenturan juga bisa menjadi penyebab timbulnya stres. Konflik bisa menjadi pemicu timbulnya stres. Faktor pemicu stres itu dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok berikut (Yusuf, 2004):
Ada dua macam stres yang dihadapi oleh individu yaitu:
Menurut Greenwood III dan Greenwood Jr (dalam Yusuf, 2004) faktor faktor yang mengganggu kestabilan (stres) organisme berasal dari dalam maupun luar. Faktor yang berasal dari dalam diri organisme adalah:
Menurut Santrock ada 4 faktor yang mempengaruhi stres, yaitu faktor lingkungan, faktor kognitif, faktor kepribadian dan faktor sosial budaya. Berikut ini adalah beberapa faktor yang mempengaruhi stres menurut Santrock, yaitu:
Faktor Lingkungan
Stres muncul karena suatu stimulus menjadi semakin berat dan berkepanjangan sehingga individu tidak lagi bisa mengahadapinya. Ada tiga tipe konflik yaitu mendekat-mendekat (approach - approach), menghindar - menghindar (avoidance - avoidance) dan mendekat-menghindar (approachavoidance). Frustasi terjadi jika individu tidak dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Stres dapat muncul akibat kejadian besar dalam hidup maupun gangguan sehari-hari dalam kehidupan individu.
Faktor Kognitif
Lazarus percaya bahwa stres pada individu tergantung pada bagaimana mereka membuat penilaian secara kognitif dan menginterpretasi suatu kejadian. Penilaian kognitif adalah istilah yang digunakan Lazarus untuk menggambarkan interpretasi individu terhadap kejadian-kejadian dalam hidup mereka sebagai suatu yang berbahaya, mengancam, atau menantang (penilaian primer) dan keyakinan mereka apakah mereka memiliki kemampuan untuk menghadapi suatu kejadian dengan efektif (penilaian skunder). Strategi “pendekatan” biasanya lebih baik dari pada strategi “menghindar”.
Faktor Kepribadian
Pemilihan strategi mengatasi masalah yang digunakan individu dipengaruhi oleh karakteristik kepribadian seperti kepribadian optimis dan pesimis. Menurut Carver dkk (2002) individu yang memiliki kepribadian optimis lebih cenderung menggunakan strategi mengatasi masalah yang berorientasi pada masalah yang dihadapi. Individu yang memiliki rasa optimis yang tinggi lebih mensosiasikan dengan penggunaan strategi coping yang efektif. Sebaliknya, individu yang pesimis cenderung bereaksi dengan perasaan negatif terhadap situasi yang menekan dengan cara menjauhkan diri dari masalah dan cenderung menyalahkan diri sendiri.
Faktor Sosial-Budaya
Akulturasi mengacu pada perubahan kebudayaan yang merupakan akibat dari kontak yang sifatnya terus menerus antara dua kelompok kebudayaan yang berbeda. Stres alkuturasi adalah konsekuensi negatif dari akulturasi. Anggota kelompok etnis minoritas sepanjang sejarah telah mengalami sikap permusuhan, prasangka, dan ketiadaan dukungan yang efektif selama krisis, yang menyebabkan pengucilan, isolasi sosial, dan meningkatnya stres.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi stres seseorang dilihat dari tiga sudut pandang yaitu sudut pandang psikologis, sudut pandang biologis dan sudut pandang kognitif dan perilaku, kemudian ada faktor tambahan berupa hambatan-hambatan yang dialami individu seperti hambatan fisik, sosial dan pribadi.
DAFTAR PUSTAKA
Ardani, T.A., 2013, Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, 1st ed, Bandung, CV Karya Putra Darwati, p. 16-17, 29
Carver, C. S. & Scheier, M. F. (2002). Optimism, In C. R. L. Snyder & S. J. Lopez: Handbook Of Positive Psychology. New York: Oxford University Press
Santrock, J. W. 2006. Human Adjustment. University Of Texas at Dallas. Mc Graw Hill Companies.
Yusuf, S (2004). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Rencanakan karir sejak dini. Penentuan karir seyogyanya ditentukan sebelum mengambil Program Studi di Perguruan Tinggi. Keliru mengambil program studi, akan berdampak besar terhadap karir dan bahkan masa depanmu.
Dengan mengikuti program ini, kamu akan mengikuti psikotes dan bimbingan karir, dan mendapatkan resume hasil pemeriksaan psikologis sekaligus saran pengembangan karir dari Tim KONSELOR secara langsung.
Note: Diperuntukkan khusus siswa kelas 3 SMA atau yang akan melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi.
Tentukan masa depanmu, dengan mengikuti program perencanaan karir !!!
14 May 2022
14 May 2022
14 May 2022
14 May 2022
14 May 2022
14 May 2022
14 May 2022
14 May 2022
14 May 2022
15 May 2022
15 May 2022
15 May 2022
15 May 2022
15 May 2022
15 May 2022
15 May 2022
15 May 2022
01 June 2022
05 June 2022
21 June 2022
01 August 2022
01 August 2022
30 March 2023
22 September 2023
23 September 2023
23 September 2023
24 September 2023
24 September 2023
Nilai dan Berikan Komentar